4 Fakta Menarik di Balik Kudeta Gagal di Bolivia, Tentara Dobrak Istana

kudeta di bolivia

La Paz – Bolivia sempat berada di ambang krisis politik ketika tentara dan tank dikerahkan untuk mendobrak Istana Kepresidenan dalam upaya kudeta yang gagal. Jenderal yang memimpin kudeta tersebut akhirnya ditangkap.

Dilansir dari AFP, Reuters, dan BBC, Kamis (27/6/2024), berikut ini adalah empat fakta menarik terkait kudeta gagal di Bolivia:

1. Tank Mendobrak Istana
Pada Rabu (26/6) sore waktu setempat, tentara dan tank memasuki Plaza Murillo, alun-alun bersejarah yang menjadi lokasi kantor kepresidenan dan kongres Bolivia. Salah satu tank bahkan mendobrak pintu besi Istana Presiden. Presiden Bolivia Luis Arce mengecam keras tindakan ini sebagai upaya kudeta.

2. Panglima Militer Memimpin Kudeta
Pengerahan pasukan ini dipimpin oleh Jenderal Juan Jose Zuniga, yang baru saja diberhentikan sebagai kepala Angkatan Darat Bolivia sehari sebelumnya. Zuniga sempat memasuki Istana Presiden dan muncul di televisi, menyatakan akan menangkap mantan Presiden Evo Morales jika tetap bersikeras mencalonkan diri pada tahun 2025.

3. Penangkapan Jenderal Zuniga
Beberapa jam setelah upaya kudeta yang gagal, otoritas Bolivia berhasil menangkap Jenderal Zuniga. Zuniga sempat berbicara kepada wartawan di luar barak militer sebelum ditangkap oleh Wakil Menteri Dalam Negeri Bolivia, Jhonny Aguilera, yang mengatakan, “Jenderal, Anda ditangkap.” Momen dramatis ini disaksikan oleh banyak orang di lokasi.

4. Reaksi Presiden Luis Arce
Presiden Luis Arce menyebut tindakan militer tersebut sebagai upaya kudeta dan mengecam keras mobilisasi pasukan secara tidak teratur di ibu kota Bolivia. Selain itu, terjadi juga barikade dan penggunaan gas air mata di sekitar Istana. Jenderal Zuniga dalam pidatonya mengatakan bahwa Angkatan Bersenjata bermaksud merestrukturisasi demokrasi Bolivia agar menjadi demokrasi yang sejati dan tidak dikuasai oleh segelintir orang selama 30-40 tahun terakhir.

Kudeta gagal ini menambah babak baru dalam dinamika politik Bolivia, yang sebelumnya sudah diwarnai oleh ketegangan terkait mantan Presiden Evo Morales dan pemerintahan Presiden Luis Arce.